Pembangunan Pertokoan di Area Rumah Betang (Rumah Adat) Pimpinan Ormas Menolak Kepada Pemangku Kebijakan Tertinggi Kuala Kapuas

Kotabaru, Sriwijayapertama.net – Pembangunan Pertokoan di area rumah betang Kabupaten Kuala Kapuas menjadi bomerang bagi masyarakat, terutama keturunan suku dayak menolak di bangunan nya pertokoan di area rumah betang (rumah adat), Sabtu (4/10/2025)

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Macan Merah Dayak Asli Kalimantan (MMDAK) M Rolly Fachreza Z mengecam keras atas adanya pembangunan pertokoan di area rumah betang (rumah adat suku dayak), kami sebagai keturunan asli suku dayak dan sekaligus Ketua Ormas MMDAK (Macan Merah Dayak Asli Kalimantan) yang membawa nama suku dayak

“Untuk itu, Kami atas nama Ormas MMDAK menolak mengenai kegiatan Tata Ruang Kota di area rumah betang di Kabupaten Kuala Kapuas,” Tegasnya

Reza dipanggil akrab (Ketua DPP MMDAK) sangat menyayangkan atas kebijakan yang diambil oleh pimpinan tertinggi Kabupaten Kuala kapuas, dengan demikian atas nama ormas MMDAK menolak pembangunan tersebut

“Saya tidak mendukung kebijaksanaan tersebut dan dengan tegas menolak. Rumah Betang itu bukan sekedar rumah bagi suku dayak.” Ujarnya

Dimana Rumah Betang tersebut sebagai Identitas Suku Dayak dan ini sangat sakral. Rumah Betang bersumber Kebudayaan Suku Dayak, dan sarat akan makna makna kehidupan bagi masyarakat Dayak.

“Dengan adanya pembangunan tersebut akan berpengaruh terhadap eksistensi rumah adat dayak, sehingga hilang kesakralan nya atas bangunan tersebut.” Ungkapnya

Ini seolah terpinggirkan dan disisihkan apapun dalih nya, dan ini dipastikan bangunan yang baru akan menutup pandangan terhadap rumah betang dan orang tidak lagi bisa melihat dari jalan tersebut

“Saya berharap kepada Bupati Kapuas untuk meninjau ulang keputusan tersebut, banyak alternatif tempat untuk membangun pertokoan tersebut, dimana pembangunan ini akan menimbulkan gejolak di masyarakat, baik sesama suku dayak maupun dengan suku lain.” Ucapnya

Seyogyanya program program pemerintah tetap memperhatikan keharmonisan kehidupan bermasyarakat serta mempererat persatuan dalam kesatuam bukan sebaliknya. Dalam hal ini, sementara Kami masih mengkaji program tersebut dan kami (Saya beserta beberapa pimpinan ormas dayak) sudah mengagendakan untuk bertatap muka dan diskusi langsung dengan Bupati beserta jajarannya.

“Ia juga mengatakan bahwa Kita akan diskusikan dulu dengan Bupati bersama jajarannya, untuk turun ke jalan itu pilihan terakhir, semoga ini jangan sampai terjadi dan kita juga menjaga martabat marwah kita.” Pungkasnya.(zd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *