Palembang.sriwijayapertama.net – Sebanyak 23 Siswa-siswi SMA Negeri 2 Palembang diduga setelah mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalami mual-mual dan muntah setelah pulang dari sekolah, Rabu (26/11/2025).
Hal ini tidak sejalan dengan visi MBG yaitu untuk mewujudkan generasi emas 2045 dengan menciptakan generasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, cerdas dan produktif.
Marphudok, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Palembang mengatakan, memang benar adanya kejadian mual-mual dan muntah yang dialami oleh beberapa siswanya setelah diduga mengkonsumsi MBG.
Namun jelas Marphudok, kejadian tersebut bukan di sekolah, akan tetapi dirumahnya masing-masing setelah mereka pulang dari sekolah.
“Kejadian hari Rabu, setibanya dirumah mereka baru merasakan mual-mual dan muntah, tapi tidak ada yang sampai di rujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit,” ujar Marphudok hingga berita ini terbit, Senin (01/12/2025).
Lanjut Marphudok, kegiatan di sekolah normal seperti biasa, para siswa yang mengalami mual-mual dan muntah juga sudah kembali belajar seperti semula.
Dilain tempat Rasid Siddik selaku Kepala SPPG didampingi oleh Rachel Divya (Ahli Gizi) dan Maurine Flora Andani (Akuntan) saat di konfirmasi mengatakan, dengan adanya kabar tersebut pihaknya langsung mendatangi SMA Negeri 2 Palembang.
“Memang benar ada beberapa siswa, sesuai data dari Kepala Sekolah ada 23 Siswa yang mengalami mual-mual,” kata Rasid.
Ditempat yang sama, Rachel Divya selaku Ahli Gizi menambahkan, yang menyebabkan timbulnya gejala mual-mual diduga disebabkan oleh makanan yang namanya makaroni.
“Menu saat itu nasi, telur rebus, makaroni dan buah jeruk. Waktu kami cicip disini rasanya enak, tapi entah kenapa anak-anak disekolah bilang tidak enak, ternyata makaroninya sudah ada yang basi dan ada yang belum,” ucap Rachel.
Diketahui bahwa, SPPG yang berlokasi di Jalan Cakram, Blok F No.1, Kampus, Kelurahan Lorok Pakjo tersebut, mendapatkan bahan makanan seperti makaroni dari UMKM, sedangkan telur pengadaan sendiri dan buah-buahan di antar langsung oleh supplier.
Di Palembang sendiri untuk kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi. Maka dari itu, demi keselamatan siswa-siswi sebagai generasi penerus bangsa, pihak SPPG harus bertanggung jawab dengan lebih berhati-hati dan teliti dalam memilah bahan makanan (Ril/Iin P).













