Sumsel  

Pemkab Kotabaru Resmi Menutup Acara Puncak MP2AF 2025, Dengan Gebrak Kampung Sekaligus Penanaman Pohon Ulin

Kotabaru-kalsel, Sriwijayapertama.net – Puncak acara penutupan Meranti Putih Perform Art Festival (MP2AF) 2025 resmi ditutup oleh Bupati Kotabaru Syairi Mukhlis bertempat di Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kotabaru, berlangsung meriah dan penuh keriuhan, Minggu (30/11/2025) siang.

 

Penutupan MP2AF ini di hadiri ratusan warga masyarakat Kotabaru yang berlokasi di kawasan Wisata Hutan Meranti untuk menanti momen sakral yang paling dinanti dalam berebut hasil bumi Grebek Kampung.

 

Masyarakat Desa Sebelimbingan terlihat berbondong-bondong membawa hasil panen terbaik mereka, mulai dari aneka sayuran segar, singkong, kacang-kacangan, hingga buah-buahan lokal. Semua ini dikumpulkan dalam tumpeng hasil bumi raksasa, wujud nyata rasa syukur.

 

Begitu acara resmi ditutup, ratusan tangan langsung bergerak cepat, dengan suasana gembira, tua dan muda saling berebut untuk mendapatkan berkat hasil bumi tersebut yang dipercaya membawa berkah.

 

Momen rebutan hasil bumi ini menjadi pemandangan yang paling menarik perhatian pengunjung.

 

Kholil, Koordinator Lapangan sekaligus Fasilitator Grebek Kampung, menjelaskan bahwa tradisi ini adalah warisan lama, dulu dikenal sebagai Grebeg Suro, yang kembali dihidupkan melalui kolaborasi dengan event Meranti.

 

“Tujuan utama Grebek Kampung adalah untuk menyampaikan dan mewujudkan kebersamaan,” tegas Kholil.

 

Ia menambahkan, esensi dari kegiatan ini adalah menguatkan kembali semangat gotong royong yang mulai memudar, di mana warga bahu-membahu mencari kayu dan daun untuk keperluan memasak.

 

“Ini adalah rasa syukur kami. Makanya kami keluarkan semua hasil bumi, yang bisa dinikmati bersama-sama,” jelasnya. Kholil menyebut, yang paling unik adalah penyajian makna-makna di dalam tumpeng, menggunakan bahasa Jawa kuno, yang memancing keingintahuan para tamu.

 

Wakil Bupati Kotabaru, Syairi Mukhlis, yang hadir dalam penutupan, memberikan apresiasi tinggi terhadap tradisi ini dan menyebutnya sebagai warisan lokal yang kaya nilai sejarah, kebersamaan, dan spiritualitas masyarakat.

 

Wabup menantang warga agar kegiatan Grebek Kampung tahun depan ditingkatkan skalanya.

 

“Kalau bisa tahun depan lebih besar lagi. Di sini kan ada tiga desa, ya? Megasari, Sebelimbingan, Gunung Sari. Wah, jadi satu, ramai-ramai lebih besar lagi nanti acaranya,” seru Wabup.

 

Namun, ia mengingatkan bahwa Grebek Kampung dan Wisata Hutan Meranti hanya akan maju jika masyarakatnya ramah.

 

“Mari hormati, hargai para tamu yang datang di sini, karena wisata yang maju ketika orang-orangnya juga ramah menerima para tamu dari luar,” tegas Wabup.(zd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *